Seminar dan Pameran Lukisan “Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan”

Suasana Seminar/Dok.Humas
Universitas Islam Indonesia (UII) dan Embun Kalimasada Yayasan Badan Wakaf UII bekerja sama dengan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyelenggarakan seminar nasional dan pameran lukisan dengan tema “Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan” pada Senin, 7 Oktober 2024 bertepatan dengan 4 Rabiul Akhir 1446. Seminar berlangsung di Gedung Kuliah Umum Sardjito UII, sementara pameran lukisan digelar di Gedung Moh. Hatta UII yang berlangsung pada 7 Oktober – 7 November 2024.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, seperti Prof. Dr. Sefriani, S.H., M.Hum, Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Internasional UII, dr. Arief Rachman, Sp.Rad, Ketua Emergency Medical Team (EMT) MER-C Indonesia, dan Rizki Dian Nursita, S.IP., M.H.I, Kepala Laboratorium Inovasi Global Program Studi Hubungan Internasional (HI) UII. Dimoderatori oleh Farhan Abdul Majiid, S.Sos., M.A., dosen Program Studi HI UII, seminar membahas secara mendalam tragedi kemanusiaan di Palestina.
Drs. Aden Wijdan Syarif Zaidan, M.Si., Ketua Pemberdayaan Masyarakat YBW UII, menyampaikan dukungan penuh dalam sambutannya. “Terima kasih kepada seluruh mitra dan penyelenggara. Kami mendukung penuh kegiatan ini sebagai bukti bahwa untuk Palestina, kami selalu ada. Refleksi ini menunjukkan bahwa kami optimis, bukan pesimis,” ujarnya.
Prof. Sefriani dalam paparannya menjelaskan bahwa serangan Israel terhadap Palestina merupakan pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter yang sangat serius. “Tindakan Israel bukan hanya termasuk genosida fisik, tetapi juga genosida budaya dalam bentuk yahudisasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Arief Rachman, Sp.Rad, memaparkan pengalamannya saat bertugas bersama rekan tim EMT MER-C di Gaza. Ia menjelaskan kondisi Gaza yang sangat memprihatinkan, di mana berbagai bidang penunjang kehidupan masyarakat mengalami kekurangan. “Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan, baik dari sisi kesehatan, infrastruktur, maupun ketersediaan kebutuhan pokok. Kami berupaya memberikan pelayanan medis terbaik bagi masyarakat Palestina yang menjadi korban serangan, namun bantuan yang tersedia masih sangat terbatas,” tuturnya.
Pembicara berikutnya, Rizki Dian Nursita, S.IP., M.H.I., menyoroti pentingnya aksi solidaritas akademisi dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Ia mengutip pendapat psikiater ternama, Frantz Fanon, yang menekankan bahwa pembebasan dari penjajahan tidak hanya bersifat fisik tetapi yang lebih penting adalah pembebasan mentalitas. “Seperti yang dikatakan Frantz Fanon, pembebasan yang paling mendasar bukan hanya fisik, tetapi bagaimana kita membebaskan mentalitas dari belenggu penjajahan,” ungkap Rizki Dian. Ia juga menegaskan bahwa akademisi memiliki peran besar dalam membangun kesadaran global mengenai isu Palestina.
Pameran Lukisan Refleksi Tragedi Kemanusiaan

Prosesi Pembukaan secara resmi/Dok.Humas
Selain seminar, pameran lukisan yang berlangsung di Gedung Moh. Hatta UII menjadi salah satu daya tarik utama. Pameran ini menampilkan karya terpilih dari kegiatan Open Call Lukisan yang diselenggarakan oleh Embun Kalimasada YBW UII. Sebanyak 49 karya lukisan finalis dipamerkan, terpilih dari total 65 karya yang terkumpul. Pameran ini akan berlangsung selama satu bulan, memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk turut menyaksikan refleksi visual mengenai tragedi kemanusiaan di Palestina.
Dari penilaian dewan juri, karya “Pembawa Harapan” oleh Caraka Paksi Erlangga terpilih sebagai Juara 1. Sementara itu, Zono Prasetyo dengan karya berjudul “Freedom for Palestine” menempati posisi Juara 2, dan Agus Salim melalui karyanya “SUPPORT” meraih Juara 3. Selain itu, dua karya lain juga mendapat apresiasi sebagai juara harapan, yakni Kodri Johan dengan karya “Back To Life” sebagai Juara Harapan 1 dan Giring Prihatyasono dengan karya “Kemerdekaan Adalah Hak Setiap Bangsa” sebagai Juara Harapan 2.
Kegiatan ini tidak hanya menggugah kesadaran publik tentang situasi di Palestina, tetapi juga menunjukkan solidaritas Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Pameran dan seminar ini menjadi ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat, mengingatkan pentingnya solidaritas global terhadap hak asasi manusia. (Andri/Humas)

Suasana Tour Pameran Lukisan/Dok.Humas